Bahasa Melayu
Bahasa Melayu (Jawi: بهاس ملايو, Rencong: ꤷꥁꤼ ꤸꥍꤾꤿꥈ) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh kira-kira lebih dari 30 juta orang (13,5 juta di Malaysia, 5 juta di Indonesia, tanpa jumlah penutur bahasa Indonesia) atau lebih dari 290 juta orang (dengan jumlah penutur bahasa Indonesia sekitar 260 juta) di seluruh dunia. Asal usul pertumbuhan bahasa Melayu berasal dari Sumatra Selatan Indonesia. Catatan terawal bahasa Melayu Kuno adalah sebuah prasasti bertarikh 682 Masehi yang dijumpai di Sumatra Selatan.
Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa resmi di Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia), Brunei Darussalam, Singapura, dan menjadi akar dari bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi dan bahasa kebangsaan di Indonesia. Selain itu, bahasa Melayu tempatan merupakan salah satu bentuk bahasa daerah di Sumatra, Kalimantan, dan sebagai kreol di berbagai daerah di Indonesia dan juga merupakan salah satu bahasa kerja di Timor Leste (sebagai bahasa Indonesia; bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa kerja selain bahasa Inggris).
Bahasa Melayu merupakan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Nusantara sejak abad ke-7. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula di sebagian kecil Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand Selatan, dan Myanmar Selatan. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Natal dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia.
Bahasa Melayu baku juga disebut bahasa Melayu Istana atau Bahasa Melayu Tinggi adalah baku sastra sebelum zaman penjajahan Melaka, Johor, dan Kepulauan Riau. Oleh sebab itu, bahasa tersebut kadang kala disebut bahasa Melayu Melaka–Johor–Riau (atau berbagai gabungan nama-nama itu) untuk membedakannya dari rumpun bahasa Melayik. Menurut Ethnologue 16, beberapa ragam Melayik yang didaftarkan pada saat ini sebagai bahasa terpisah, termasuk ragam bahasa orang Asli Semenanjung Malaya, sangat berkait erat dengan bahasa Melayu Baku sehingga mungkin terbukti sebagai dialek. Terdapat juga bahasa dagang dan kreol Melayu yang didasarkan pada bahasa perantara yang berasal dari bahasa Melayu Klasik seperti bahasa Melayu Makassar yang tampaknya merupakan bahasa campuran.
Bahasa Melayu mempunyai banyak dialek dan setiap dialek mempunyai perbedaan kentara dari segi pengucapan dan kosakata. Misalnya, bahasa Melayu Riau berbeda dialek dengan bahasa Melayu Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Melayu Riau menggunakan dialek "e" sedangkan bahasa Melayu Palembang, Jambi, dan Bengkulu menggunakan dialek "o". Selain itu, bahasa yang digunakan oleh masyarakat peranakan atau Tionghoa Selat (campuran pendatang Tionghoa dan penduduk asal) merupakan campuran antara Bahasa Melayu dan dialek Hokkien. Bahasa ini dahulunya banyak digunakan di negeri-negeri selat seperti Sumatra Utara (terutama di Medan), Riau, Pulau Pinang, dan Melaka. Walau bagaimanapun, kini kaum peranakan di Malaysia dan Singapura lebih gemar berbahasa Hokkien atau Inggris.
Konsep bahasa Melayu tinggi merujuk kepada penggunaan bahasa Melayu dalam konteks wacana ilmiah dan berkaitan dengan peradaban. Bahasa Melayu tinggi sering dirujuk sebagai wahana untuk melahirkan gagasan dan wawasan yang berkaitan dengan keilmuan dan kebudayaan. Bahasa Melayu tinggi lazimnya digunakan dalam seminar, persidangan, atau kongres yang berkaitan dengan bahasa, budaya ataupun bidang ilmiah yang lain.
Bahasa Melayu baku pula adalah bahasa Melayu yang sempurna dari segi penggunaan aspek bahasanya, yaitu ejaan, tata bahasa, istilah, penggunaan kata, laras bahasa, dan pengucapan.
Sebagai bahasa yang luas pemakaiannya, bahasa ini menjadi bahasa kebangsaan dan bahasa resmi di Malaysia (juga dikenal sebagai bahasa Malaysia), Brunei Darussalam, Singapura, dan menjadi akar dari bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi dan bahasa kebangsaan di Indonesia. Selain itu, bahasa Melayu tempatan merupakan salah satu bentuk bahasa daerah di Sumatra, Kalimantan, dan sebagai kreol di berbagai daerah di Indonesia dan juga merupakan salah satu bahasa kerja di Timor Leste (sebagai bahasa Indonesia; bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa kerja selain bahasa Inggris).
Bahasa Melayu merupakan bahasa perantara dalam kegiatan perdagangan dan keagamaan di Nusantara sejak abad ke-7. Migrasi kemudian juga turut memperluas pemakaiannya. Selain di negara yang disebut sebelumnya, bahasa Melayu dituturkan pula di sebagian kecil Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand Selatan, dan Myanmar Selatan. Bahasa ini juga dituturkan oleh penduduk Pulau Natal dan Kepulauan Cocos, yang menjadi bagian Australia.
Bahasa Melayu baku juga disebut bahasa Melayu Istana atau Bahasa Melayu Tinggi adalah baku sastra sebelum zaman penjajahan Melaka, Johor, dan Kepulauan Riau. Oleh sebab itu, bahasa tersebut kadang kala disebut bahasa Melayu Melaka–Johor–Riau (atau berbagai gabungan nama-nama itu) untuk membedakannya dari rumpun bahasa Melayik. Menurut Ethnologue 16, beberapa ragam Melayik yang didaftarkan pada saat ini sebagai bahasa terpisah, termasuk ragam bahasa orang Asli Semenanjung Malaya, sangat berkait erat dengan bahasa Melayu Baku sehingga mungkin terbukti sebagai dialek. Terdapat juga bahasa dagang dan kreol Melayu yang didasarkan pada bahasa perantara yang berasal dari bahasa Melayu Klasik seperti bahasa Melayu Makassar yang tampaknya merupakan bahasa campuran.
Bahasa Melayu mempunyai banyak dialek dan setiap dialek mempunyai perbedaan kentara dari segi pengucapan dan kosakata. Misalnya, bahasa Melayu Riau berbeda dialek dengan bahasa Melayu Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Melayu Riau menggunakan dialek "e" sedangkan bahasa Melayu Palembang, Jambi, dan Bengkulu menggunakan dialek "o". Selain itu, bahasa yang digunakan oleh masyarakat peranakan atau Tionghoa Selat (campuran pendatang Tionghoa dan penduduk asal) merupakan campuran antara Bahasa Melayu dan dialek Hokkien. Bahasa ini dahulunya banyak digunakan di negeri-negeri selat seperti Sumatra Utara (terutama di Medan), Riau, Pulau Pinang, dan Melaka. Walau bagaimanapun, kini kaum peranakan di Malaysia dan Singapura lebih gemar berbahasa Hokkien atau Inggris.
Konsep bahasa Melayu tinggi merujuk kepada penggunaan bahasa Melayu dalam konteks wacana ilmiah dan berkaitan dengan peradaban. Bahasa Melayu tinggi sering dirujuk sebagai wahana untuk melahirkan gagasan dan wawasan yang berkaitan dengan keilmuan dan kebudayaan. Bahasa Melayu tinggi lazimnya digunakan dalam seminar, persidangan, atau kongres yang berkaitan dengan bahasa, budaya ataupun bidang ilmiah yang lain.
Bahasa Melayu baku pula adalah bahasa Melayu yang sempurna dari segi penggunaan aspek bahasanya, yaitu ejaan, tata bahasa, istilah, penggunaan kata, laras bahasa, dan pengucapan.
Negara
-
Brunei Darussalam
Saat ini, Brunei Darussalam memiliki Indeks Pembangunan Manusia tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Singapura, sehingga diklasifikasikan sebagai Negara maju. Menurut Dana Moneter Internasional, Brunei memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Sementara itu, Forbes menempatkan Kerajaan Brunei sebagai negara terkaya kelima dari 182 negara karena memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang luas. Selain itu, Brunei juga terkenal dengan kemakmurannya dan ketegasan dalam melaksanakan Agama Islam, baik dalam bidang pemerintahan maupun kehidupan bermasyarakat. Pada tahun 2020, tercatat bahwa Brunei memiliki penduduk sebanyak 460,345 jiwa. -
Kepulauan Cocos
-
Malaysia
Malaysia sebagai negara federal belum pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh Britania Raya pada akhir abad ke-18, dan bagian barat Malaysia modern terdiri dari beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali sebagai Uni Malaya. Seiring dengan semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih kemerdekaan pada 31 Agustus 1957. -
Pulau Natal
Meskipun letak geografisnya lebih dekat dengan Pulau Jawa, pulau ini berada di bawah kepemilikan Australia. Pulau ini berada di Samudra Hindia terletak 2.600 kilometer (1.600 mil) dari arah barat laut kota Perth, Australia Barat, 500 km (310 mil) dari arah selatan Jakarta, Indonesia dan 975 km (606 mil) dari Kepulauan Cocos (Keeling). -
Singapura
Singapura memiliki sejarah imigrasi yang panjang. Penduduknya yang beragam berjumlah kira-kira 6 juta jiwa, terdiri dari Orang Tionghoa, Melayu, India, Arab, berbagai keturunan Asia, dan Kaukasoid. 42% penduduk Singapura adalah orang asing yang bekerja dan menuntut ilmu di sana. Pekerja asing membentuk 50% dari sektor jasa. Negara ini adalah yang terpadat kedua di dunia setelah Monako. A.T. Kearney menyebut Singapura sebagai negara paling terglobalisasi di dunia dalam Indeks Globalisasi tahun 2006.